Netnews.id, PONTIANAK – Peduli dengan kondusifitas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), terlebih paskah kejadian perusakan fasilitas ibadah Ahmadiyah di kabupaten Sintang, Jumat (3/9) lalu, organisasi Satria Pembela Melayu (SPM) akhirnya angkat bicara, sembari memberikan penegasan terhadap beberapa hal penting yang harus di jaga bersama oleh stakeholder dan seluruh elemen masyarakat.
Penyelesaian kasus Ahmadiyah oleh pemerintah daerah provinsi Kalbar, menjadi sorotan utama bagi Awaludin, selaku Panglima Besar Satria Pembela Melayu. Termasuk dengan penghentian segala aktivitas Ahmadiyah di Kalbar.
Kendati tidak setuju dengan aktivitas Ahmadiyah, Pihaknya tidak serta merta setuju dengan tindakan perusakan fasilitas rumah ibadah.
Terkait masalah proses hukum terhadap pelaku perusakan, Awaludin mempercayakan proses hukum sepenuhnya kepada Polda Kalbar.
Pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat, terutama simpatisan SPM di Kalimantan Barat, agar bersikap bijak, saling menahan diri, berkepala dingin, serta jangan mudah terprovokasi dengan adanya unggahan-unggahan di sosial media dan tetap menyerahkan semua proses hukum kepada aparat yang berwenang, demi terciptanya kedamaian di Kalimantan Barat.
“Semoga dengan kejadian ini kita bisa ambil hikmahnya,” tegasnya.
Berikut pernyataan sikap resmi Awaludin, Panglima Besar Satria Pembela Melayu, yang dimuat dalam sebuah video pendek :
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya Awaluddin selaku panglima besar Satria Pembela Melayu menyatakan :
1. Menolak dengan keras aliran Ahmadiyah di Kalimantan Barat, sesuai dengan fatwa MUI tahun 2015 serta surat keputusan bersama 3 menteri bahwa Paham Ahmadiyah jelas ajaran sesat dan telah menodai ajaran agama Islam’ sehingga wajib dibubarkan pemerintah dan para penyebar paham harus ditindak secara hukum atau ditangkap ;
2. Mendukung Gubernur Kalimantan Barat dalam menyelesaikan permasalahan Ahmadiyah di Kalimantan Barat.
3. Mendukung dan Mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian polda Kalbar dalam menangani kasus ini di Sintang; serta
4. Menghimbau kepada seluruh anggota Satria Pembela Melayu dan para simpatisan di seluruh Kalbar dan Kalteng untuk bisa saling menahan diri dan berkepala dingin serta tetap mempercayakan semua proses hukum kepada aparat keamanan yang berwenang, demi terciptanya kedamaian di Kalimantan Barat.
Sekian dari saya, Awaluddin selaku Panglima Besar Satria Pembela Melayu, beserta seluruh anggota..
Pontianak, 3 Oktober 2021